rumahku, surgaku

mempunyai rumah yang sehat, nyaman, dan indah merupakan dambaan setiap orang. Rumah tidak hanya sekadar tempat berlindung dari hujan dan te “k matahari, tetapi juga sebagai simbol status pemilik dan sumber inspirasi. Bahkan ada pepatah yang menyatakan "rumahku adalah surgaku". lni menandaka 1 betapa pentingnya kehadiran sebuah rumah dalam kehidupan manusia. 

A. Merancang dan Membangun 

Untuk mempunyai sebuah rumah yang ideal tentunya seseorang harus merencanakannya secara matang. Perencanaan tersebut menyangkut desain atau perancangan setiap komponen rumah, baik atap, dinding, lantai, halaman, hingga pagar. Masing-masing komponen tersebut harus memenuhi standar agar aspek fungsional, kekokohan, dan estetika berjalan beriringan. Sebagai contoh, atap selain harus memenuhi fungsinya sebagai penahan panas, debu, dan air hujan, tentu saja keberadaannya harus relatif kokoh. Artinya, bahan yang digunakan harus tahan terhadap faktor lingkungan. Bila aspek fungsional dan kekokohan sudah terpenuhi maka barulah diperhatikan aspek estetika atau keindahannya. 

Mengenai fungsi estetika setiap komponen rumah sangatlah subyektif. Artinya, aspek estetika dalam suatu rancangan rumah tinggal sepenuhnya diserahkan kepada selera dan kreativitas pemilik rumah. 

B. Faktor Penyebab Munculnya Permasalahan 

Penyebab munculnya berbagai permasalahan pada sebuah rumah tinggal dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal sebagai berikut. 

I. Faktor eksternal 

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan cuaca di sekitar rumah tinggal. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu udara atau 

temperatur, kelembapan, angin dan udara, debu dan kotoran, serta binatang pengganggu rumah. 

a. Suhu 

Iklim tropis yang menjadi ciri di Indonesia menyebabkan suhu udara pada musim panas akan naik. Naiknya suhu udara mempengaruhi kondisi rumah, baik interior maupun eksterior rumah. Suhu udara yang tinggi mempengaruhi tampilan elemen terluar dari sebuah rumah tinggal, seperti dinding, kaca, pagar, dan sebagainya. Bukan hanya elemen luar rumah saja, elemen dalam rumah pun dapat terpengaruh oleh adanya kenaikan suhu udara seperti ruangan dalam rumah menjadi panas. 

Berbagai masalah yang disebabkan oleh pengaruh suhu udara di sekitar rumah tinggal sebenarnya sudah muncul sejak zaman dahulu. Bahkan, permasalahan tersebut sudah bisa diatasi dengan rancangan rumah. Sebagai contoh, saat zaman kolonial Belanda, rancangan bangunan gedung dan rumah tinggal sudah bisa mengatasi pengaruh suhu yang tinggi. Beberapa rancangan tersebut antara lain atap dibuat tinggi, cat warna putih, dan penggunaan batu alam sebagai dinding bawah merupakan cara untuk "menjinakkan" suhu yang tinggi. 

b. Kelembapan 

Mu“… hujan yang tinggi tentunya dapat menyebabkan naiknya atau tingginya kelembapan udara. Namun, kelembapan udara di daerah pegunungan biasanya tetap saja tlnggl walaupun musim kemarau. Ini disebabkan daerah pegU' nungan letaknya ti"991Selain hujan dan ketinggian tempat, kelembapan udalra yang tinggi PU" dapat disebabkan oleh suhu yang rendah. Kelembapan yang tinggi ini menyebabkan lumut tumbuh subur dan menyerang rumah. 

c. Debu dan kotoran 

Rumah-rumah tinggal yang letaknya di pinggir jalan raya, pasar, terminal. dan tempat-tempat umum lainnya sangat riskan terkena polusi udara. Polusi udara tersebut biasanya dalam bentuk debu dan kotoran lainnya. Debu-debu yang bertebaran di sekitar rumah dan menempel pada elemen rumah tinggal lama-kelamaan akan membuat penampilan rumah kurang enak dipandang. Tembok menjadi kusam, kaca berkerak, dan akibat lainnya. Jika tidak segera ditangani, masalah debu atau kotoran yang menempel pada eksterior rumah akan bertambah banyak dan sulit ditangani. Untuk mengatasinya, biasanya masyarakat memilih pemasangan AC di rumahnya. Hanya saja, biaya untuk pengadaan maupun pengoperasian AC tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu cara pengatasannya dengan biaya yang relatif murah dan penerapannya mudah. Salah satu caranya adalah memagari bangunan rumah tinggal dengan tanaman rimbun sehingga dapat berfungsi sebagai peneduh. 

d. Binatang pengganggu 

Kebanyakan orang sering dijengkelkan oleh keberadaan atau kehadiran beberapa jenis binatang pengganggu di sekitar rumah tinggal. Selain membuat rumah terkesan jorok dan kotor, kehadiran binatang pengganggu tersebut merupakan vektor atau pembawa penyakit. Kecoa yang ada di kloset, tikus di gudang atau di saluran drainase, bahkan nyamuk membuat penghuni rumah terganggu. Bahkan sebagian orang tidak menyukai adanya cecak di tembok atau dinding 

rumahnya. Ini disebabkan cecak sering mengotori tembok dan lantai dengan kotorannya. Lebih menjengkelkan lagi ialah binatang-binatang pengganggu tersebut biasanya bukan sendiri, tetapi dalam populasi yang cukup banyak akibat perkembangbiakannya sangat cepat. Oleh karena itu, sebaiknya binatang pengganggu yang mulai hadir di rumah jangan sampai tinggal berlama-lama. Segera singkirkan bila sudah terlihat binatang pengganggu di lingkungan rumah.

Komentar